Rabu, 29 Maret 2017

Macam-macam Puisi

Macam-Macam Puisi Terlengkap (macam-macam puisi lama dan puisi baru)


Setelah mengetahui tentang pengertian puisi beserta ciri-ciri puisi baik pada puisi lama  maupun puisi baru, kali ini kami akan membahas tentang macam-macam puisi baik untuk puisi lama maupun puisi baru.


Secara umum dapat disimpulkan bahwa macam-macam puisi adalah sebagai berikut;
- Macam-macam puisi lama
- Macam-macam puisi baru
- Macam-macam puisi ibu
- Macam-macam puisi modern
- Macam-macam puisi kontemporer
- Macam-macam puisi cinta
- Macam-macam puisi anak
- Macam-macam puisi bebas
- Macam-macam puisi sahabat
- Dll

Macam-macam puisi lama

a) Mantra adalah ucapan-ucapan yang dianggap memiliki kekuatan gaib

b) Pantun adalah puisi yang bercirikan bersajak a-b-a-b, tiap bait 4 baris, tiap baris terdiri dari 8-12 suku kata, 2 baris awal sebagai sampiran, 2 baris berikutnya sebagai isi. Pembagian pantun menurut isinya terdiri dari pantun anak, muda-mudi, agama/nasihat, teka-teki, jenaka

c) Karmina adalah pantun kilat seperti pantun tetapi pendek

d) Seloka adalah pantun berkait

e) Gurindam adalah puisi yang berdirikan tiap bait 2 baris, bersajak a-a-a-a, berisi nasihat

f) Syair adalah puisi yang bersumber dari Arab dengan ciri tiap bait 4 baris, bersajak a-a-a-a, berisi nasihat atau cerita

g) Talibun adalah pantun genap yang tiap bait terdiri dari 6, 8, ataupun 10 baris

Macam-Macam Puisi Modern

Adapun macam-macam puisi modern yang dikemukakan oleh Suroto (1989: 65), adalah sebagai berikut.

(a)      Balada

Balada ialah puisi yang berisi suatu cerita. Misalnya, Jante Arkidam karya Ajib Rosidi, Nyanyian Angsa karya W.S. Rendra, Balada Terbunuhnya Atmo Karpo karya W.S. Rendra.

(b)     Romance 

Romance adalah puisi yang berisi luapan perasaan kasih sayang terhadap kekasih.

 (c)      Elegi

Elegi adalah puisi yang mengungkapkan rasa duka atau keluh kesah karena sedih, rindu atau murung, terutama karena kematian seseorang. Puisi Amir Hamzah yang terkumpul dalam bukunya yang berjudul Nyanyi Sunyi dan Buah Rindu kebanyakan tergolong jenis ini.

 (d)     Himne (Gita puja)

Himne ialah puisi yang berisi puji-pujian terhadap Tuhan atau sesuatu yang dimuliakan seperti pahlawan.

(e)      Ode

Ode ialah puisi yang bertema mulia, berciri nada dan gaya yang sangat resmi serta bersifat menyanjung. Ode dapat melukiskan peristiwa umum yang penting atau peristiwa yang menyangkut kehidupan pribadi.

 (f)      Satire

Satire ialah karya sastra baik prosa maupun puisi yang berisi kritikan tajam atau bahkan sindirandan cemoohan terhadap kepincangan - kepincangan sosial atau penyalahgunaan dan kebodohan manusia serta pranatanya.

Tujuan kritikan tersebut untuk mengoreksi penyelewengan dengan jalan mencetuskan kemarahan dan tawa bercampur dengan kecaman dan ketajaman pikiran.

Macam-macam puisi baru

Ada beberapa macam puisi modern yang dikemukakan oleh Waluyo (dalam Suroto, 1989: 74) puisi-puisi tersebut adalah sebagai berikut.

(a)      Puisi kamar, ialah puisi yang cocok dibaca sendirian atau dengan satu dua orang pendengar saja di kamar.

(b)     Puisi auditorium, ialah puisi yang cocok untuk dibaca di auditorium, di mimbar yang jumlah pendengarnya bisa ratusan orang.

(c)      Puisi fisikal, puisi yang bersifat realitas artinya menggambarkan kenyataan apa adanya.

(d)     Puisi platonik, ialah puisi yang sepenuhnya berisi hal-hal yang bersifat spiritual kejiwaan.

(e)      Puisi metafisikal, ialah puisi yang bersifat filosofis dan mengajak pembaca untuk merenungkan kehidupan dan merenungkan Tuhan.

(f)      Puisi subjektif, ialah puisi yang mengungkapkan gagasan, pikiran, perasaan dan suasana dalam diri penyair sendiri.

(g)     Puisi objektif, ialah puisi yang mengungkapkan hal-hal diluar diri penyair itu sendiri.

(h)     Puisi diafan, ialah puisi yang sedikit sekali menggunakan pengimajinasian kata-kata yang digunakan sangat konkret dan bahasa bersifat figuratif, sehingga puisinya mirip dengan bahasa sehari-hari.

(i)       Puisi prismatis, ialah puisi yang memunculkan berbagai  macam makna berkat kemampuan penyair yang mampu menciptakan majas, versifikasi, diksi dan pengimajinasian secara serasi dan seimbang. Dengan demikian puisi tersebut seolah memancarkan sinar makna dari sebuah prisma.

(j)       Puisi parnaisan, ialah puisi yang mengandung nilai-nilai keilmuan. Puisi ini diciptakan dengan dasar pertimbangan ilmu dan pengetahuan bukan inspirasi.

(k)     Puisi inspiratif, ialah puisi yang diciptakan berdasarkan mood atau passion.  Suasana batin benar-benar terlibat dalam puisi ini. Misalnya, Senja di Pelabuhan Kecil karya Chairil Anwar.

(l)       Puisi demonstratif, ialah puisi yang melukiskan dan merupakan hasil refleksi demonstrasi. Puisi jenis ini pada umumnya bersifat kelompok, jadi bukan menyuarakan gejolak individu. Misalnya puisi demonstrasi yang muncul tahun ’66 yang berjudul Hati Nurani karangan Sandy Tyas.

(m)   Puisi pamflet, ialah puisi yang mengungkapkan protes sosial. Puisi jenis satire masuk dalam jenis puisi ini.

Baca: Langkah-langkah Cara Menulis Puisi 


sumber: http://www.berpendidikan.com/2015/05/macam-macam-puisi-terlengkap-macam-puisi-lama-dan-baru.html

Cara Membuat Makalah

Cara Membuat Makalah
Membuat makalah sering kita dapatkan berupa tugas-tugas dari guru SMP, SMA maupun Dosen Perguruan Tinggi. Makalah merupakan karya tulis ilmiah yang dituangkan ke dalam bentuk tulisan beserta penjelasanya dengan memperhatikan elemen pendukung secara ilmiah.
Pada prinsipnya, makalah adalah suatu bentuk kecil dari penulisan karya ilmiah, walaupun seperti itu, harus tetap memperhatikan elemen-elemen karya ilmiah pada makalah itu sendiri, tanpa itu karya tulis kita tidak bisa disebut Makalah.
Dan bentuk elemen dasar sebuah makalah terdiri dari :
Cover ( hardcover maupun softcover)
Judul
Kata Pengantar / Prakata
Daftar Isi
Bab I : Pendahuluan
Bab II : Isi
Bab III : Penutup
Daftar Pustaka
Dan penjabarannya adalah sebagai berikut :
1. Cover berisi
Judul Makalah
Tujuan pembuatan makalah
Nama Pembuat
Logo Lembaga/ Institusi
Nama Lembaga, beserta alamat
Tahun Akademik.
contoh membuat cover makalah :
"Cara membuat makalah yang baik dan benar"
Tujuan pembuat materi ini adalah memberikan contoh pembuatan makalah yang baik dan benar agar terjalin kerja sama yang baik antara Pembaca dan Admin
Ditulis oleh : "Admin Tampan"
Logo di sini
SMP Negeri 8 Bandung
Bandung , Indonesia
2013-2014
2. Judul Makalah
( boleh disamakan seperti bentuk cover )
3. Kata Pengantar / Prakata
contoh kata pengantar yang baik dan benar :
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya makalah yang berjudul "cara membuat makalah yang baik dan benar". Atas dukungan moral dan materi yang diberikan dalam penyusunan makalah ini, maka penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. AD. Ariesmono, M.M.Pd., selaku kepala sekolah belajar menjadi blogger, yang memberikan bimbingan, saran, ide dan kesempatan untuk menggunakan fasilitas Laboratorium Bahasa.
2. (Guru yg memberikan tugas), selaku guru Pembimbing kami, yang memberikan dorongan, masukan kepada penulis.
3. (wali Kelas), selaku wali kelas kami, yang banyak memberikan materi pendukung, masukan, bimbingan kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun dari rekan-rekan sangat dibutuhkan untuk penyempurnaan makalah ini.
Bandung, 20 Agustus 2014
"AdminTampan"
4. Daftar Isi
DAFTAR ISI bertujuan untuk memudahkan pembaca dalam pencarian materi yang ada dalam makalah tersebut berikut halamannya.
Halaman judul ........................................................................................i Prakata ........................................................................................ii Daftar Isi ........................................................................................iii Dll
5. Bab I --- Pendahuluan
Dalam bab ini kita menerangkan konsep, rencana, gagasan, seputar permasalahan dan tujuan yang termuat dalam Latar Belakang.
Tentukan juga Ruang Lingkup penelitian yang akan mencakup proses-proses yang digunakan untuk menuangkan permasalahan.
Tambahkan juga Tujuan dan Manfaat dari permasalahan yang sedang dibahas
Contoh :
Bab 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam era yang serba teknologi saat ini, kemajuan bidang pendidikan sangatlah bertambah dari waktu ke waktu. Kemajuan yang dicapai oleh umat manusia, baik itu bidang sosial, bidang informasi maupun bidang pendidikan. Salah satunya membuat makalah yang baik dan benar, yaitu merupakan sistem informasi yang dituangkan ke dalam bentuk tulisan karya ilmiah.
1.2 Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini akan mencakup cara membuat makalah yang baik dan benar dengan memperhatikan tanda-tanda baca, cara penulisan, tata bahasa yang baik dan benar.
1.3 Tujuan dan manfaat
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
1. Membantu siswa lebih kreatif
2. Memahami pola pikir ilmiah
Manfaat :
1. Memberikan siswa pengetahuan baru
2. Memperbaiki nilai pelajaran Bahasa Indonesia
6. Bab II --- Isi
Uraikan isi atau materi makalah di sini, mulai dari:
Definisi / Landasan teori,
Ulasan materi
Penyelesaikan masalah,
Solusi , Hasil Peneltian
Kontribusi terhadap permasalahan yang ada pada materi makalah
7. Bab III --- Penutup / Kesimpulan dan Saran
Pada penutup ini,uraikan kesimpulan yang didapatkan dari hasil penelitian atas apa yang telah berjalan, kelebihan dan kekuranan hasil penelitian, perhitungannya matematis nya
Berikan saran untuk keperluan penelitian akan datang, ataupun berikan saran kepada laboratorium sekolah, dan lain sebagainya dapat dicantumkan di sini.
8. Daftar Pustaka
Merupakan bagian terakhir dalam penyusunan sebuah makalah, Daftar pustaka ini berisi nama-nama literature yang kita jadikan referensi dalam pembuatan makalah tersebut. Perhatikan tata cara penulisan nama, gelar, jabatan agar tidak mengaburkan pengertian pustaka.
Daftar pustakan meliputi jurnal ilmiah, buku, majalah, surat kabar, media elektronik, interview juga bias dari website internet. Akan tetapi, keberadaan / keabsahan website internet untuk dijadikan referensi karya ilmiah masih menjadi pertentangan di kalangan akademisi
Dalam hal ini saya tidak menyarankan untuk mengambil data atau literatur dari website agar dapat menjadi sebuah karya yang benar-benar ilmiah.
Demikian cara membuat makalah yang baik dan benar, semoga dapat memberikan manfaat, selamat mencoba.

Cara Membuat Karya Tulis Ilmiah

cARA MEMBUAT KARYA TULIS ILMIAH


KARYA TULIS ILMIAH

A.     Pengertian Karya Tulis Ilmiah.
Karya tulis ilmiah adalah hasil penelitian, hasil evaluasi program pendidikan, dan/atau hasil gagasan untuk pemecahan atau menjawab suatu masalah dengan menggunakan tinjauan teori dan fakta/data di lapangan.

B.      Fungsi Karya Tulis Ilmiah
Menggambarkan, menjelaskan, memprediksi, dan mengendalikan fakta dan data dalam pemecahan masalah

C.      Karakteristik Karya Tulis Ilmiah
1.      Berfokus pada kajian tentang suatu masalah sentral yang tercakup dalam salah satu tugas pokok dan fungsi penilik PNFI.
2.      Menggunakan kajian empirik dari lepangan dan kajian teoritik dari studi kepustakaan.
3.      Ditulis dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar, yaitu singkat, padat, dan populer.

D. Sistimatika Karya Tulis Ilmiah

JUDUL PENELITIAN
LEMBAR PERNYATAAN
LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR BAGAN
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN

BAB I :  PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang Masalah
B.      Pembatasan dan Perumusan Masalah
C.      Tujuan Penelitian
D.     Asumsi
E.      Hipotesis/Pertanyaan Penelitian
F.       Metode Penelitian
G.     Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian

BAB II : LANDASAN TEORITIS/STUDI KEPUSTAKAAN

A.       Teori-teori yang relevan dengan masalah yang diteliti, bersumber dari:
1.     Buku-buku ilmiah,
2.     Jurnal, makalah ilmiah
3.     Laporan penelitian
B.       Teori-teori yang relevan dengan motodologi penelitian.

BAB III : METODOLOGI/PROSEDUR PENELITIAN
A.      Definisi Operasional Variabel dalam Hipotesis, atau istilah-istilah dalam Pertanyaan Penelitian.
B.       Pengembangan Alat Pengumpulan Data.
C.       Penentuan Ukuran Sampel/Subjek Penelitian.
D.      Pengumpulan Data.
E.       Prsedur dan Teknik Pengolahan Data.

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.     Temuan-temuan Penelitian
B.      Pembahasan

BAB  V : KESIMPULAN DAN REKOMENDASI/
                IMPLIKASI
A.     Kesimpulan
B.      Rekomendasi/Implikasi

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN
A.     ALAT PENGUMPULAN DATA
B.      DATA PENELITIAN

RIWAYAT HIDUP


PENJELASAN BAB-BAB KARYA TULIS ILMIAH

BAB I: PENDAHULUAN

Bab I tentang pendahuluan merupakan bagian awal dari karya tulis ilmiah. Pendahuluan ini berisi: Latar belakang masalah dan analisis masalah, rumusan masalah biasa dalam bentuk pertanyaan penelitian dan atau hipotesis, definisi istilah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, asumsi atau anggapan dasar, metode penelitian secara garis besar beserta tekhnik pengumpulan data dan pendekatannya, lokasi dan sampel penelitian. Secara ringkas berikut ini dibahas satu persatu.

1. Latar Belakang Masalah
Pembahasan dalam latar belakang masalah ini bermaksud mengungkapkan mengapa masalah yang diteliti itu timbul dan penting dilihat dari segi profesi penilik, pengembangan ilmu dan kepentingan pembangunan. Yang perlu disajikan dalam latar belakang masalah adalah apa yang membuat peneliti merasa tertantang, penasaran dan resah sekiranya masalah tersebut tidak diteliti. Dalam latar belakang masalah sebaiknya diungkapkan gejala-gejala kesenjangan yang terdapat di lapangan sebagai dasar pemikiran untuk memunculkan permasalahan. Ada baiknya kalau diutarakan kerugian-kerugian apa yang bakal diderita apabila masalah tersebut dibiarkan tidak diteliti untuk pemecahannya.  Sebaliknya,  keuntungan-keuntungan apa yang bakal diperoleh apabila masalah tersebut dipecahkan melalui penelitian. .Di samping itu, perlu diuraikan pula secara jelas masalah yang hendak diteliti di wilayah kerjanya. 
Untuk mampu merumuskan latar belakang secara runtut, jelas dan tujum, maka penilik dituntut untuk mampu membaca dan memaknai gejala-gejala yang muncul dalam dunia pendidikan luar sekolah.  Untuk  itu, pengetahuan yang luas dan terpadu mengenai teori-teori dan hasil-hasil penelitian terdahulu yang dimiliki penilik perlu sejak awal dilakukan. 

2. Rumusan Masalah
       Merumuskan masalah merupakan pekerjaan kecermatan. Hal yang dapat menolong penilik keluar dari kesulitan merumuskan judul dan masalah adalah pengetahuan yang luas dan terpadu mengenai teori-teori dan hasil-hasil penelitian para pak dalam bidang-bidang yang terkait dengan masalah yang akan diteliti. Dalam rumusan dan analisis masalah sekaligus juga diidentifikasi variabel-variabel dalam penelitian beserta definisi operasionalnya (penjelasan istilahnya). Untuk mempermudah, maka rumusan masalah dapat dinyatakan dalam bentuk kalimat bertanya (pertanyaan penelitian) dan atau kalimat pernyataan yang berbentuk hipotesis setelah didahului uraian tentang masalah.

3. Pertanyaan penelitian dan Hipotesis
           Pertanyaan penelitian dan atau hipotetis dijabarkan dari rumusan masalah.  Pertanyaan penelitian dikemukakan dalam kalimat-kalimat tanya tentang hal-hal yang berkaitan dengan masalah atau sub masalah yang akan dicari jawabannya dalam karya tulis ilmiah.  Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah atau sub masalah yang diajukan oleh penilik sebagai peneliti.  Pertanyaan penelitian dan atau hipotesis dijabarkan dari landasan teori atau tinjauan pustaka yang akan dicari jawabannya atau masih harus diuji kebenarannya. Melalui karya tulis ilmiah, hipotesis akan dinyatakan dapat diterima diterima atau ditolak.
       Hipotesis harus dibuat dalam setiap penelitian yang bersifat analitis. Untuk penelitian yang bersifat deskriptif, yang bermaksud mendetesiskan masalah yang diteliti, hipotesis tidak perlu dibuat, oleh karena memang tidak pada tempatnya.  Hipotesis penelitian harus dirumuskan dalam kalimat afirmatif. Hipotesis tidak boleh dirumuskan dalam kalimat bertanya, kalimat menyuruh, kalimat menyarankan, atau kalimat mengharapkan.

4. Penjelasan Istilah atau Definisi operasional
          Penjelasan istilah atau definisi operasional digunakan untuk menjelaskan istilah-istilah yang ada dalam pertanyaan penelitian atau variabel-variabel dalam hipotetis.   Tujuannya adalah supaya terdapat kesamaan persepsi antara peniik dan pembaca tentang istilah-istilah atau variabel-variabel yang diajukan olehpenilik sebagai peneliti.
        Penjelasan istilah atau definisi operasional harusnya sampai melahirkan indikator-indikator yang akan diteliti yang kemudian akan dijabarkan dalam instrumen penelitian.  Apabila dipandang perlu maka istilah yang terdapat dalam judul dan sub judul tesis dapat pula dijelaskan.  Namun yang paling diutamakan yaitu istilah-istilah dalam pertanyaan penelitian atau variabel-variabel dalam hipotesis.

5. Tujuan Penelitian /Studi
       Rumusan tujuan penelitian/studi ini menyajikan hasil yang ingin dicapai setelah penelitian selesai dilakukan. Oleh sebab itu rumusan tujuan itu harus konsisten dengan rumusan masalah dan mencerminkan pula proses penelitiannya. Rumusan tujuan penelitian tidak boleh sama dengan rumusan maksud penulisan karya ilmiah yang ditulis pada halaman Sampul Luar dan halaman Sampul Dalam.
       Tujuan penelitian bisa terdiri atas tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum menggambarkan secara singkat dalam satu kalimat tentang  apa yang ingin dicapai melalui penelitian. Tujuan khusus dirumuskan dalam bentuk butir-butir (misalnya, 1, 2, 3, dst) yang secara spesifik mengacu kepada pertanyaan-pertanyaan penelitian.

6. Asumsi atau Anggapan dasar
       Fungsi asumsi atau anggapan dasar dalam sebuah karya tulis ilmiah merupakan titik pangkal penelitian dalam rangka penulisan karya ilmiah itu. Asumsi/anggapan dasar dapat berupa teori, evidensi-evidensi dan dapat pula pemikiran peneliti sendiri. Apapun materinya, asumsi/anggapan dasar tersebut harus sudah merupakan sesuatu yang tidak perlu dipersoalkan atau dibuktikan lagi kebenarannya; sekurang-kurangnya bagi masalah yang akan diteliti pada masa itu. Asumsi/anggapan dasar dirumuskan sebagai landasan bagi pertanyaan penelitian dan atau hipotesis.
       Asumsi/anggapan dasar dirumuskan dalam bentuk kalimat deklaratif, bukan kalimat bertanya, kalimat menyuruh, kalimat menyarankan atau kalimat mengharapkan.

7. Metode Penelitian
       Metode Penelitian yang disajikan dalam Bab Pendahulaun bersifat garis besar, sedangkan rinciannya dikemukakan pada Bab III. Ke dalam metode penelitian ini dimasukkan instrumen atau alat pengumpulan data. Metode, dapat disebut metode penelitian historis, deskriptif, inferensial, eksperimental, atau kaji tindak. Alat (instrumen) pengumpulan data dapat terdiri atas teknik angket, wawancara, observasi partisipatif, observasi non-partisipatif, atau tes. Pendekatan penelitian dapat berupa pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif.  Dipaparkan pula teknik pengolahan dan analisis data.  Apabila dianggap perlu dapat pula dimasukkan pendekatan sosiologis, pendekatan edukatif, dan sebagainya. Kedalam bab ini juga dimasukkan proses uji coba dan pengembangan instrumen penelitian yang secara khusus digunakan untuk mengumpulkan data.

8. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian
       Di samping menyebut lokasi, populasi dan sampel penelitian pada bagian ini juga harus disebutkan alasan mengapa penelitian itu dilakukan di tempat suatu tempat tertentu  dan dengan subyek (populasi/sampel) penelitian tertentu pula. Alasan ini akan menjadi kuat apabila dikaitkan dengan rumusan masalah, latar belakang masalah, dan tujuan penelitian, serta teknik analisis data.

BAB II: KAJIAN PUSTAKA/LANDASAN TEORITIS

       Kajian pustaka sangat penting dalam suatu karya ilmiah, karena melalui kajian pustaka ditunjukkan kedudukan suatu penelitian di tengah perkembangan ilmu dalam bidang yang diteliti. Kajian pustaka harus memuat hal-hal berikut ini :
(a)        apakah teori-teori utama dan teori-teori turunannya dalam bidang yang dikaji,
(b)       apa yang telah dilakukan oleh orang lain atau peneliti lain dalam bidang yang diteliti dan bagaimana mereka melakukannya (prosedur, subyek),
(c)        setelah peneliti melakukan kajian secara komprehenshif, maka dapatlah diketahui masalah apa yang masih perlu diteliti sehingga jelas kedudukan penelitian ini di tengah penelitian-penelitian sejenis sebelumnya.
Dalam melaporkan hasil kajiannya, peneliti membandingkan, mengontraskan, dan meletakkan tempat kedudukan masing-masing dalam masalah yang sedang diteliti, dan pada akhirnya menyatakan posisi/pendirian peneliti disertai alasan-alasannya. Dengan demikian menjadi sangat jelas mengapa peneliti hanya menggunakan teori-teori dan hasil penelitian tertentu saja dan tidak yang lainnya. Telaah ini diperlukan karena tidak ada penelitian empirik tanpa didahului telaah kepustakaan.
          Telaah teoretis dimaksudkan untuk menampilkan “mengapa dan bagaimana” teori dan hasil penelitian para pakar terdahulu itu dipergunakan olehpenilik dalam penelitiannya, termasuk di dalamnya merumuskan asumsi-asumsi penelitiannya.
       Dalam prakteknya, judul Bab II disesuaikan dengan masalahnya, tetapi dapat juga diberi judul KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORITIK, atau KAJIAN TEORITIK karena isinya telah tergambar dalam judul penelitian. Bila dikehendaki, kajian pustaka dapat dituangkan dalam 2 (dua) sub bab, masing-masing mengemukakan tentang teori-teori dan hasil-hasil penelitian terdahulu yang relevan, dan sub bab lainnya menjelaskan secara rinci teori yang digunakan dalam penelitian.

BAB III: METODE PENELITIAN

Bab ini merupakan penjabaran lebih rinci tentang metode penelitian yangsecara garis besar telah disinggung pada Bab I. Pembatasan istilah yang ada pada judul dan variabel yang diteliti dalam penelitian juga dijelaskan dalam bab ini. Semua prosedur dan tahap-tahap penelitian mulai persiapan hingga penelitian berakhir dijelaskan dalam bab ini. Di samping itu, dilaporkan juga tentang alat-alat (instrumen) pengumpulan data yang digunakan beserta proses pengembangan dan uji validitas dan reliabilitasnya. Sangat penting untuk dijelaskan mengapa sesuatu tekhnik atau prosedur/metode dipilih oleh peneliti.

BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANNYA

       Dalam bab ini dilaporkan hasil-hasil penelitian. Penyajian mengikuti butir-butir tujuan, pertanyaan, atau hipotesis penelitian. Penyajian hasil penelitian diikuti oleh pembahasan. Dalam pembahasan ini diperlukan sikap ilmiah peneliti, yakni sikap bersedia dan terbuka untuk dikritik, sikap bersedia dan terbuka mengemukakan sebab-sebab keanehan hasil penelitiannya jika hal itu memang terjadi. Sebaliknya juga peneliti bersikap tidak segan-segan mengemukakan hasil-hasil penelitiannya itu secara apa adanya tanpa meninggalkan tata krama ilmiah dan tata krama pergaulan.
       Dalam bab ini dapat pula disajikan rangkuman secara ringkas dan terpadu sejak dari persiapan hingga penelitian berakhir. Dikatakan ringkas dan terpaduoleh karena penulisan rangkuman ini tidak harus secara berurutan dari awal hingga akhir, akan tetapi semua komponennya telah dipadukan menjadi satu kesatuan yang utuh dan dituangkan ke dalam satu uraian yang padat. Oleh sebab itu, rumusan-rumusannya tidak perlu sama, bahkan sebaiknya tidak sama, dengan rumusan-rumusannya tidak perlu sama.

BAB V: KESIMPULAN DAN IMPLIKASI/REKOMENDASI

       Dalam bab ini disajikan penafsiran/pemaknaan peneliti secara terpadu terhadap semua hasil penelitian yang  telah diperolehnya. Karena sudah ada unsur penafsiran,maka isi kesimpulan akan berbeda dengan rangkuman. Dalam menuliskan kesimpulan dapat ditempuh salah satu cara dari dua cara berikut : (a) dengan cara butir demi butir, atau (b) dengan cara esei padat. Untuk karya tulis maka penulisan kesimpulan dengan cara esei yang padat akan lebih baik dari pada dengan cara butir demi butir.
       Implikasi atau rekomendasi yang ditulis setelah kesimpulan dapat ditunjukkan kepada para pembuat kebijakan, kepada para pengguna hasil penelitian yang bersangkutan dan kepada peneliti berikutnya yang berminat untuk melakukan penelitian selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA
       Daftar pustaka memuat semua sumber tertulis (buku, artikel, jurnal, dokumen resmi, atau sumber-sumber lain dari internet) atau tercetak (misalnya Compact Disk, Video, film, atau kaset) yang pernah dikutip dan digunakan dalam penulisan karya tulis ilmiah. Semua sumber tertulis atau tercetak yang tercantum dalam uraian harus dicantumkan dalam daftar pustaka. Di pihak lain, sumber-sumber yang tidak pernah dipergunakan dalam penulisan karya tulis ilmiah tersebut atau tidak dikutip, tidak perlu dicantumkan dalam daftar pustaka, walaupun pernah dibaca oleh peneliti.
       Cara menulis daftar pustaka berurutan secara alfabetis tanpa nomor urut. Sumber tertulis/tercerak yang memakan tempat lebih dari satu baris, ditulis dengan jarak antar-baris satu spasi; sedangkan jarak antara sumber-sumber tertulis yang saling berurutan adalah dua spasi. Cara menulis Daftar Pustakasecara khusus dijelaskan pada bagian Teknik Penulisan.

LAMPIRAN-LAMPIRAN
       Lampiran-lampiran berisi semua dokumen yang digunakan dalam penelitian dan penulisan hasil-hasilnya menjadi satu karya tulis ilmiah. Setiap lampiran diberi nomor urut Lampiran sesuai dengan urutan penggunaannya. Di samping diberi nomor urut Lampiran ini juga diberi Judul Lampiran. Nomor Urut Lampiran akan mempermudah pembaca untuk mengaitkannya dengan bab terkait. Apabila nomor urut lampiran tersebut terdiri atas dua angka Arab dengan diselang satu tanda penghubung di mana angka depan menyatakan nomor urut lampiran. Misalnya, lampiran 1.2 artinya lampiran 2 dari Bab 1.

RIWAYAT HIDUP
       Riwayat hidup dibuat secara padat dan hanya menyampaikan hal-hal yang relevan dengan kegiatan ilmiah, tidak semua informasi tentang yang bersangkutan. Cakupannya adalah: nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, riwayat pendidikan, riwayat pekerjaan dan jabatan (bila telah bekerja), prestasi-prestasi yang pernah dicapai, dan apabila ada, karya ilmiah/publikasi yang telah dihasilkan atau diterbitkan. Riwayat hidup dapat dibuat dengan gaya butir perbutir dan dapat pula dibuat dengan gaya esei padat. Dalam tesis atau tesis gaya yang kedua lebih tepat dari pada gaya yang pertama.


DAFTAR PUSTAKA

Babbie, E. (1986).  The Practice of Social Research.  Belmont, Ca: Wadsworth Publising Co.
Creswell, J. W. (1994).   Research Design: Qualitative and Quantitative Approaches.  London: Sage Publications.
Fowles, J. (1984).  Handbook of Futures Research.  London: Greenwood Press.
McTaggart, R. (1993).  Action Research: A Short Modern History.  Victoria, Austr.: Deakin University.
Moleong, L. J. (2001).  Metode Penelitian Kualitatif.  Bandung: PT Penerbit Remaja Rosdakarya.
Riyanto, Y. (2001).  Metodologi Penelitian Pendidikan.  Surabaya: Penerbit SIC.
Sudjana, D. (2004).  Manajemen Program Pendidikan: Untuk Pendidikan nonformal dan Pengembangan SDM. Bandung: Fallah Production.
_________   (2001).  Hakekat Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research).  Paper bahan Pelatihan Dosen PLS UPI dan Universitas Negeri Yogyakarta.  Bandung: Prodi PLS FIP UPI.
Suryabrata, S. (2000).  Metodologi Penelitian.  Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Tim Pelatih Proyek PGSM (1999).  Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research).  Jakarta: Depdiknas.
Universitas Pendidikan Indonesia (2004).  Pedoman Penulisan Karya Ilmiah(Laporan Buku, Makalah, Skripsi, Tesis, Disertasi).  Bandung: UPI Depdiknas.

sumber: http://ratihtaa.blogspot.co.id/2012/09/cara-membuat-karya-tulis-ilmiah.html